Makalah Strategi Pemasaran
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan perubahan lingkungan yang
cepat seperti yang terjadi di Indonesia, menyebabkan perusahaan harus secara
terus-menerus memantau pasar dan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar.
Perusahaan kini harus memikirkan kembali misi bisnis dan strategi pemasaran
mereka secara kritis. Perusahaan masa kini tidak bergerak dalam pasar dengan
saingan yang sudah diketahui dan sudah pasti, atau pilihan pelanggan yang
stabil, melainkan perang antar saingan yang terus berubah, kemajuan teknologi,
hukum baru, kebijaksanaan perdagangan yang terkelola dan turunnya kesetiaan
pelanggan. Perusahaan bersaing dengan perlombaan yang aturan dan rambu-rambunya
terus berubah, garis akhirnya tidak ada dan tidak ada “kemenangan permanen”.
Mereka harus terus berlomba, dan berharap mereka bergerak searah dengan
keinginan masyarakat.
Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk
menjalankan atau membuat strategi-strategi yang tepat agar dapat memenuhi
sasaran yang efektif. strategi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan
perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan
besarnya manfaat yang diperoleh dari kegiatan strategi yang dijalankan
perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang
selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada
bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan
harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan
pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan
gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.
Melihat pentingnya strategi pemasaran terhadap peningkatan volume
penjualan perusahaan, maka kami tertarik untuk lebih memperjelas lagi topik
tersebut dalam penulisan karya ilmiah ini.
1.2 Luas Dan Tujuan Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami berusaha untuk memudahkan pembahasan
agar lebih terarah, maka kami membatasi kepada masalah pemasaran, dalam hal ini
hanya masalah strategi pemasaran dalam. meningkatkan volume penjualan produk
maupun jasa dalam suatu perusahaan. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai
dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan.
1.3
Sistematika Pembahasan
Dalam
penulisan karya ilmiah ini, kami membahas dalam lima bab, yaitu:
Ø
Bab
satu, berisi PENDAHULUAN yang yang membahas alasan pemilihan judul, luas dan
tujuan penulisan serta sistematika pembahasan.
Ø
Bab
dua, memuat tentang strategi pemasaran yang digunakan PT. Sinar Sosro, yaitu menjelaskan
tentang latar belakang perusahaan, visi,misi, dan tujuan perusahaan, analisis
SWOT, pengembangan bisnis, target pasar atau sasaran, pengembangan brand dan
produk,pengembangan distribusi,pengembangan harga, pengembangan pemasaran..
Ø
Bab
tiga, memuat tentang KAJIAN TEORITIS strategi pemasaran. Dalam hal ini
akan dibahas tentang pengertian dan pentingnya strategi pemasaran,
faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran perusahaan, mengembangkan
strategi pemasaran.
Ø
Bab
empat, memuat tentang PEMBAHASAN strategi-straategi yang di lakukan oleh
setiap perusahaan,terutama strategi-strategi yang dilakukan oleh PT.Sinar Sosro
Ø
Bab
lima, pada bab terakhir ini, kami mencoba untuk membuat kesimpulan akhir
atas apa yang telah diuraikan dan memberikan saran-saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan dalam penentuan strategi pemasaran.
BAB II
KASUS
STRATEGI PEMASARAN PT.SINAR SOSRO
2.1
Latar Belakang
Tradisi minum teh berasal dari daratan Cina
telah menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Masyarakat Indonesia
sangat meyukai teh dan lebih nikmat lagi jika ditambahkan dengan gula. Semua
golongan dapat mengkonsumsi teh karena murah, cocok untuk kapan saja, dimana
saja dan dapat disajikan sesuai dengan keinginan.
Sekitar tahun 1940, tradisi minum teh bangsa
Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat.
Semakin berkembangnya jaman, semakin dinamisnya kegiatan masyarakat. Kegiatan
masyarakat yang dinamis, panasnya cuaca, serta hal lainnya yang dapat membuat
dahaga. Pekerjaan yang banyak dengan waktu yang sedikit membuat mereka butuh minuman
yang praktis. PT. Sinar Sosro bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Nama Teh Botol Sosro sudah tidak asing lagi
didengar. SOSRO merupakan pelopor teh siap minum dalam kemasan pertama di
Indonesia dan namanya diambil dari nama keluarga pendiri yakni SOSRODJOJO.
Peran PT. Sinar Sosro menyediakan minuman teh dalam kemasan dengan kualitas
tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta teh. Lebih dari 70 tahun PT.
Sinar Sosro bertahan dan mengalami perubahan.
Profil PT. Sinar Sosro
Tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil
bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada awal memulai bisnisnya, produk yang dijual
adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dan daerah penyebarannya masih di
sekitar wilayah Jawa Tengah.
Tahun 1953, untuk memperluas bisnis, keluarga Sosrodjojo memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di Jawa Tengah ini ke ibukota Jakarta
Tahun 1953, untuk memperluas bisnis, keluarga Sosrodjojo memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di Jawa Tengah ini ke ibukota Jakarta
Ø
.Awal ide perkenalan produk ini dengan
pengalaman tes cicip (on place test) di pasar tradisional terhadap teh tubruk cap
botol. Demonstrasi pertama the langsung diseduh ditempat dan disajikan pada
calon konsumen yang melihat. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehinggu
calon konsumen cenderung tidak jadi mencoba karena tidak sabar.
Ø
Pada uji berikutnya teh telah diseduh terlebih
dahulu dan dimasukkan ke dalam panci-panci besar untuk dibawa ke pasar
menggunakan mobil bak terbuka. Tetapi cara ini masih gagal karena teh yang
dibawa sebagian besar tumpah akibat struktur jalan yang belum sebaik sekarang.
Ø
Akhirnya dicobalah memasukkan teh ke dalam
kemasan botol agar praktis dibawa dan berangkat dari itu mereka berpikir
penggunaan kemasan botol adalah alternative paling praktis untuk menghadirkan
kenikmatan teh untuk konsumen.
Ø
Tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh
siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol dan pada tahun 1974
didirikan PT. SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan
botol pertama di Indonesia dan dunia.Sejak awal, Sosro memiliki filosofi untuk
menjalankan bisnisnya yaitu ‘Niat Baik’. Arti dari filosofi ini adalah
memberikan produk yang tidak membahayakan kesehatan, dengan proses produksinya
dilakukan secara aman bagi lingkungan. Oleh sebab itu, setiap produk Sosro
dapat dikonsumsi segala usia sepanjang hari.
2.2
visi, misi dan Tujuan PT. Sinar Sosro
Visi
Menjadi perusahaan minuman yang dapat melepas rasa dahaga konsumen,
kapan saja, dimana sja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang
terkait (total beverage company)
Misi
ü
Membangun merk Sosro sebagai merek teh yang alami,
berkualitas, dan unggul.
ü
Melahirkan merk dan produk minuman baru, baik
yang berbasis teh maupun non-teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam
kategorinya masing-masing.
ü
Membangun dan memimpin jaringan distribusi.
ü
Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap
pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan
pelanggan.
ü
Membangun sumber daya manusia dan melahirkan
pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.
ü
Memberikan kepuasan kepada para pelanggan.
ü
Menyumbang devisa bagi negara.
Slogan:
- Sosro Ahlinya Teh………
- Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro…..
2.3
Analisis SWOT
Strength
Opportunity
•
Harga terjangkau
•
Top brand
•
Produk terbuat dari daun teh pilihan
•
Produk yang berkualitas
•
Brand menunjukkan bahwa produk ini asli Indonesia
•
Memiliki berbagai macam packaging yang menarik
•
Pengemasannya sangat baik dan mencegah dari global warming
•
Produk teh botol sosro dan produk lainnya bisa dijumpai di berbagai tempat.
•
Jalur distribusi luas, mencakup warung dan supermarket.
•
Adanya kunjungan pabrik bisa meningkatkan kepercayaan konsumen.
•
Teh botol sosro telah masuk ke pasar internasional.
Weakness
Threat
•
Komposisi gula dalam teh botol sosro sangat banyak sehingga tidak cocok
dikonsumsi penderita diabetes mellitus
•
Botol yang digunakan kurang fleksibel untuk dibawa dan mudah pecah • Banyaknya
kompetitor yang bermain dalam pasar yang sama
•
Maraknya tempat makan atau kafe yang menyediakan minuman teh lain.
2.4
Pengembangan Bisnis
Untuk pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua
perusahaan, PT. Sinar Sosro dan PT. Gunung Slamat (sister company).
Masing-masing perusahaan ini memiliki konsentrasi produk teh yang berbeda,
yaitu:
•
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan.
•
PT. GUNUNG SLAMET, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji.
Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga
Generasi SOSRODJOJO. Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola
oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga.
Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak Tanggal 27
November 2004, PT Sinar Sosro dan PT Gunung Slamat bernaung dibawah perusahaan
induk (holding company) yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia (Grup Rekso).
2.4.1
Target pasar
Target pasar yang diincar oleh sosro adalah orang yang sedang
melakukan perjalanan sehingga butuh penghilang dahaga secara praktis dan mudah
didapat. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen
konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan
dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan.
Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman
teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan.
Sosro mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam
kemasan botol dan dengan penyajian dingin. Untuk menambah nilai kepuasan teh
botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik
penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).
2.4.2
Pengembangan brand dan
produk
Perubahan
model botol dari waktu ke waktu
Model botol untuk kemasan teh botol mengalami
3 kali perubahan yakni:
Ø
Botol versi I, dikeluarkan pada tahun 1970
dengan merek TEH CAP BOTOL SOFTDRINK SOSRODJOJO.
Ø
Botol versi II, dikeluarkan pada tahun 1972
dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga orang
lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan, dan
tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan produk
asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam logo
bulat merah.
Ø
Botol Versi III. Pada tahun 1974, terjadi
perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I
& II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk TEH
BOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring
dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung,
Jakarta.
Ø
Teh Botol Sosro merupakan sebuah contoh merek yang telah dikembangkan
dan dipertahankan selama puluhan tahun. Bermula sebagai adopsi dari merek teh
melati produksi keluarga Sosrodjojo, yang kemudian dikembangkan sehingga
menjadi sebuah merek yang sangat dekat dengan pelanggan melalui
strategi-strategi yang dilakukan. Hasil dari usaha itu adalah hingga kini Sosro
menjadi pemimpin dalam kategori teh dalam botol, bahkan dapat bersaing dengan perusahaan
multinasional yang ikut bermain dalam kategori ini.
Kekuatan merek yang dimiliki oleh Sosro merupakan hasil dari penerapan
strategi yang baik dalam pembentukan merek. Hal ini dapat kita lihat dari
langkah-langkah yang dilakukan PT. Sinar Sosro dalam mengembangkan merek Teh
Botol Sosro, yaitu pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol.
Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang
melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik
dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat
target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan
produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap
minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.
Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi
masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan
dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat
Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses
diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal
sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam
perkembangannya, untuk bersaing dengan kompetitor Sosro mulai melakukan
kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena
teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.
Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing
mix yang baik. Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh adalah
bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara
penentuan harga dengan saluran distribusi.
Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan
saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan
kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.
Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan
mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. Berbeda
dengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak
agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro.
Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah
berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity
yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini
adalah :
ü
Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro
dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat
dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum
dalam kemasan botol.
ü
Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah
terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas
produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.
ü
Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat,
dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol kemudian yang menjadi
maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.
ü
Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat.
Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran distribusi, menjaga kualitas, dan
strategi promosi yang dilakukan dengan jargon “apapun makanannya minumannya teh
botol sosro”.
Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu
memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengembangan pasar, seperti misalnya
dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk
pengkonsumsi minuman berkarbonasi. Selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit
margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan
distributornya.
Kekuatan brand equity perlu dijaga agar jangan menjadi merek generik.
Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro adalah karena justru penggunaan kata
“Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi
keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi merek generik. Selain itu
kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang
semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka
kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada
munculnya teh dalam botol dari bermacam-macam produsen. Fenomena ini menjadi
menarik, karena sebelum Sosro mengeluarkan produk teh dalam botol, sebuah
perusahaan multinasional telah melakukan survey tentang potensi penjualan teh
dalam kemasan di Indonesia dan hasil survey menyatakan bahwa potensi yang ada
tidak cukup menjanjikan.
Dalam
melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi.
Diantaranya adalah :
v
Line Extension dengan mengeluarkan produk
Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan juga peluncuran produk Tebs
untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua
produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang
kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi.
v
Brand Extension dengan meluncurkan produk Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran
distribusi yang baik namun PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah
dikuasai oleh AQUA.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah merek adalah aset yang sangat
penting bagi perusahaan. Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah
perusahaan mendapatkan banyak keunggulan kompetitif. Untuk menghadapi
persaingan di era perekonomian global peranan merek menjadi semakin penting.
Hal ini dapat dilihat dari pengalaman PT. Sinar Sosro dalam mengambangkan merek
Teh Botol Sosro, sehingga hingga kini masih dapat menjadi market leader dalam
kriteria teh dalam kemasan, dan bahkan melahirkan merek-merek baru yang juga
dapat bersaing dan berkompetisi di pasar bahkan dengan perusahaan multinasional
sekalipun.
2.4.3 Pengembangan distribusi
Sosro mengembangakan proses integrasi supply chain mulai dari bahan
baku, pengelolaan, packaging sampai produk tersebut didistribusikan ke end
user.
Bahan baku teh untuk produk-produk PT. SINAR SOSRO disuplai oleh PT.
GUNUNG SLAMET, sedangkan bahan baku teh tersebut dikelolah oleh PT. AGRO PANGAN
selaku sister company. Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari:
•
Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur
•
Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur
•
Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur
•
Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut
•
Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut
•
Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan
•
Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
Dan sampai dengan tahun 2008, PT. Sinar Sosro telah memiliki 10 pabrik
yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu: pabrik Cakung, pabrik Tambun, pabrik
Pandeglang, pabrik Cibitung, pabrik Bali, pabrik Ungaran, pabrik Serdang,
pabrik Gresik, pabrik Mojokerto, pabrik Palembang.
Dalam pengembangan bisnisnya, PT. SINAR SOSRO telah mendistribusikan
produknya ke seluruh penjuru Nusantara, melalui lebih dari 150 kantor cabang
penjualan, serta beberapa Kantor Penjualan Wilayah (KPW). Selain
mendistribusikan, kantor penjualan juga bertugas dalam penarikan kembali botol
– botol kosong (returnable glass bottle).
Di
bawah kantor penjualan, selanjutnya jalur distribusi memiliki tiga tingkat :
(1) Agen / Sub-distributor / Wholesaler yang
dilingkungan Sinar Sosro disebut Dister.
(2) Sub-Wholesaler, yang sering juga disebut sub
agen.
(3) Retailer (pengecer) untuk tingkat Dister
dikenal Dister Aktif (DA) dan Dister Pasif (DP). DA tidak hanya menunggu
pembeli dating ke tempatnya, tapi juga mendistribusikan produk hingga tingkat
pengecer. Sedangkan DP hanya menunggu pembeli datang ke tempatnya. Adapun untuk
level pengecer, Sinar Sosro menyegmentasikan dalam 7 segmen (dalam istilah
mereka klasifikasi outlet) yaitu : kantin / kafe, lokasi makan (resto), street
market (toko, warung, PKL), supermarket, hotel dan tempat hiburan, institusi
(koperasi), dan end user.
Selain itu, produk PT. SINAR SOSRO sudah merambah pasar Internasional
dengan upaya mengekspor produk-produk dalam kemasan kotak dan kaleng ke
beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur
Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. Sosro dikenal memiliki jaringan
distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan
pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan
(availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau
outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing (competitor) yang berniat
menggantikan Teh Botol Sosro.
2.4.4 Pengembangan harga
Sesuai dengan target pasar sosro yaitu orang yang sedang melakukan
perjalanan, maka pada waktu itu sosro menetapkan harga tidak lebih dari biaya
parkir. Tetapi, sejak terjadinya krisi ekonomi moneter pada bulan Juli 1997
menimbulkan berbagai perubahan dalam lingkungan perusahaan. Pada masa ini
kondisi ini Sosro terpaksa menaikkan harga produk teh botol sosro karena
komponennya masih menggunakan bahan baku impor dan untuk mengantisipasi
menurunnya daya beli konsumen akibat munculnya perusahaan pesaing. Saat ini,
untuk 1 teh botol sosro seharga Rp.2.500,00. Dengan adanya perubahan harga ini,
konsumen tetap membeli teh botol sosro karena produk ini sudah terpercaya dan
harga masih tetap terjangkau.
2.4.5 Pengembangan pemasaran
Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan
perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Atribut kepuasan ini dicoba untuk
dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan
tersedia di kios-kios sepanjang jalan.
Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis
strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula. Promosinya kini bukan
menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat
di berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan
berbagai acara-acara besar maupun kecil. Situs websitenya juga dibuat semenarik
dan sejelas mungkin untuk konsumen yang ingin mengetahui tentang PT. Sinar
Sosro. Kunjungan pabrik juga menjadi salah satu cara untuk memasarkan produk
dengan memperlihatkan proses pembuatan teh botol sosro untuk meyakinkan
konsumen. Hasilnya dapat terlihat saat riset media Nielsen mencatat, Teh Botol
Sosro menguasai 70 persen pasar minuman nasional.
Antara tahun 1995-1996, terjadi perubahan peta pasar minuman teh
botol. Kala itu muncul Tekita dari PT Pepsi Cola dan Grup Salim. Kehadirannya
cukup mengguncangkan karena didukung oleh perusahaan-perusahaan besar, punya
diferensiasi kuat – isi 300 ml, sementara Teh Botol Sosro cuma 220 ml – serta
punya modal besar. Kehadiran Tekita ini pastinya bertujuan untuk menggerogoti
Teh Botol Sosro yang sudah menguasai 70% lebih pangsa pasar minuman teh dalam
botol.
Tetapi berbagai keunggulan ini tidak digali lebih intens oleh Sosro.
Padahal, dengan kampanye komunikasi Sosro yang begitu-begitu saja, sudah
terjadi pertumbuhan pasar lebih dari 10%, melebihi pertumbuhan industri yang
mencapai 6%-7%. Jika komunikasinya digarap lebih baik, pasti ada lonjakan yang
berarti. Kehadiran Frestea yang didukung oleh perusahaan multinasional diyakini
bakal mengubah peta pasar minuman teh dalam kemasan. Buktinya, Frestea, menurut
data AC Nielsen terus mengalami lonjakan pertumbuhan. Data tahun 2003, ia
tumbuh 12%. Bagaimanapun, Teh Botol Sosro sudah sangat tua, sementara konsumen
baru sudah disergap oleh produk-produk teh baru.
Langkah yang dilakukan Tehbotol Sosro diantaranya adalah dengan
mengubah tag line menjadi: “Apapun
makanannya, minumnya Teh Botol Sosro.” Kampaye baru yang dibuat tahun 2002,
terlihat berbeda dan menggeser objek target pasar, bukan lagi remaja, tapi
keluarga.
Selain memperkenalkan tema baru Apapun makannya, minumannya Teh Botol
Sosro, Teh Botol Sosro juga menggencarkan program promosi. Salah satunya yang
terkenal dengan program promosi Struk Rejeki Teh Botol. Kegiatan yang
dilangsungkan September 2004 ini, merupakan bentuk lain strategi kampanye
dengan target audiens konsumen Teh Botol Sosro. Program ini bertujuan
mengapresiasi konsumen dengan undian berhadiah.
Apa yang dilakukan Teh Botol Sosro selama ini sekedar mengakuisisi
konsumen. Sosro terus mencari market share tanpa melakukan edukasi pasar. Sudah
sepantasnya, sebagai pemimpin pasar Sosro berbuat seperti Aqua yang tetap
melakukan edukasi pasar dengan sangat baik. Yang justru melihat yang banyak
mendidik peminum teh adalah Sariwangi (Unilever). Apa yang terjadi, lewat
kampanye komunikasi dari tahun ke tahun, Sosro hanya berorientasi memperbesar
pasar. Bahkan, promo-promo yang dilakukan, juga memperkuat tujuan mendongkrak
penjualan.
Seharusnya Sosro melakukan turning into believer. Bahwa Sosro harus
bisa menjadikan pembeli percaya kepadanya. Sebab loyalitas konsumen tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Dengan ketatnya persaingan saat ini, peminum Sosro
berisiko mudah diakuisisi merek yang lain.
Strategi pemasaran Sosro saat ini cenderung pada penguasaan channel.
Sosro, misalnya menjalin kerja sama dengan resto dan food court untuk penjualan
produknya. Ia melakukan co-bundling di beberapa resto terkenal, seperti KFC, Hoka-Hoka
Bento, dan lainnya. Tetapi di sisi lain secara merek Sosro berhasil mengukuhkan
merek lokal yang melegenda. Keunggulan komunikasi Teh Botol Sosro adalah
kemampuannya memakai pernyataan yang sangat riil dalam masyarakat. Yang
menguntungkan Sosro, secara riil ia memang pemimpin pasar. Sebelum jargon itu
ada, di lapangan memang demikian kenyataannya. Kekuatan jargon ini bisa
menerjemahkan apa yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Dan itu semakin
memperkuat mereknya.
Ekuitas merek Sosro saat ini sangat baik. Hal itu dicirikan dengan
penguasaan pasar dan popularitasnya. Selain membangun merek, harus juga terus
melakukan regenerasi. Kalau luput menggarap konsumen generasi muda, akan diisi
merek lain. Dan yang tak kalah penting adalah memahami perkembangan zaman,
termasuk kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Konsumen akan mencari tahu
apakah yang dikonsumsinya ini benar-benar aman. Kalau konsumen menemukan
sesuatu diluar dugaan, habislah bisnisnya.
Perlu diperhatikan juga oleh Sosro, masyarakat Indonesia ke depan akan
semakin makmur. Suatu saat akan banyak kalangan konsumen yang mulai
memperhatikan kelebihan kalori. Mereka akan mengurangi konsumsi gula, sehingga
orang akan mulai meninggalkan minum teh yang manis.
BAB III
KAJIAN TEORITIS
3.1 Pemasaran
Pemasaran (Marketing)
adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sedangkan definisi
lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management
Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas,
yaitu: Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan
dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain
(Kotler, 1997).
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan
kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya,
seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika
ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak
hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu
misalnya segelas air merek PRIMA yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih PRIMA botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya
yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan
produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place),
dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja
dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar
ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar
kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia
terutama pihak konsumen yang dituju.
3.2
Strategi Pemasaran
Strategi
pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi
pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya.
Sehingga dalam
menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui
strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah
yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran
menurut W. Y. Stanton pemasaran
adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan
untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual
maupun potensial.
Berdasarkan
definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
- Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
- Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
- Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Dari apa yang
sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan
produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan
operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang
berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen
(tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di
dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.
3.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
Struktur dari sitem pemasaran
terbentuk oleh dua komponen subsistem lingkungan utama. Yaitu subsistem lingkungan internal dan subsistem lingkungan external.
3.3.1 LINGKUNGAN INTERNAL
Lingkungan internal
adalah kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan. Artinya,
untuk mencapi tuuan dan menjalankan strategi pemasaran, pemasar mampu melakukan
pengendalian atau pengaturan atas operasi kegiatan-kegiatan tersabut seperti
apa yang dikehendaki perusahaan. Perusahaan dapat melakukan alokasi sumber daya
secara produktif melalui koordinasi faktor manusia dan alat-alat manajemen.
Pengendalian yang
tidak optimal akan menghambat efektivitas kegiatan operasi organisasi. Oleh
karena itu, analisis lingkungan internal merupakan faktor penentu untuk
menyusun strategi pemasaran. Bisnis yang mempunyai konsep produk (product
driven), misalnya mengutamakan kegiatan produksinya lebih dominan daripada
kegiatan-kegiatan yang lain. Akan tetapi, bisnis yang mempunyai konsep dasar
(market driven), akan berusaha untuk memahami mengendalikan pasar dan
persaingannya.
Lingkungan internal
besifat universal meliputi keseluruhan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap
bisnis. Akan tetapi tidak setiap bisnis menjalankan kegiatan kegiatan fungsi
tersebut. misalnya suatu perusahaan hanya melakukan kegiatan produksi saja,
fungsi pemasaran dilakukan oleh perusahaan lain sebagai distributornya. Pada
struktur sistem lingkungan pemasaran, aspek lingkungan internal dibedakan
antara lingkungan aspek pemasaran (market)
dan aspek non-pemasaran (non-market).
Pemahaman lingkungan
internal (fungsi pemasaran dan non-pemasaran) pada umumnya perlu ditekankan
pada aspek Sumberdaya (resource) organisasi, manusia (human), serta manajerial
dan teknologi.
- Aspek sumberdaya organisasi meliputi kekayaan, kemampuan, dan posisi pasar. Mampu mendukung strategi dan dipercaya dapat berpengaruh terhadap usaha merealisasi tujuan organisasi.
- Aspek manusia. Sumberdaya manusia merupakan kekuatan perusahaan, tetapi sebaliknya dapat juga sekaligus sebagai ancaman perusahaan apabila tidak dikendalikan dengan baik.
- Aspek alat-alat manajemen dan teknologi, yaitu meliputi sitem informasi, organisasi, dan teknik-teknik operasional. Penguasaan manajemen atau teknologi mampu memberikan kekuatan kepada perusahaan. Akan tetapi, pengendaliannya memerlukan investasi yang tidak sedikit.
Lingkunga Internal pasar ( Internal Market Environment)
Pada umumnya aspek pemasaran
meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan:
- Perencanaan barang (product)
- Penetapan harga (price)
- Program promosi (promotion), dan
- Saluran distribusi (place)
Kegiatan-kegiatan
(four p‘s) tersebut seringkali disebut sebagai bauran pemasaran (marketing
mix). Philip kotler menambahkan dua unsur pemasaran lagi, yaitu kekuatan
politik (political power), dan hubungan masyarakat (public relation) sehingga
menjadi enam unsur pemasaran. Bauran pemasaran yang terakhir ini dikenal sebagi megamarketing. Dalam bukunya
maximarketing,stan rapp menambahkan dua lagi unsur pemasaran (double D’s),
yaitu sistem basis data (database) informasi pelanggan dan dialog (dialogue)
antara pemasar dan pasarnya.
Lingkungan Internal non-pasar (Internal
Non-Market Environment)
Aspek non-pemasaran
adalah kegiatan-kegiatan fungsional atau operasional perusahaan (selain
kegiatan pemasaran) antara lain adalah:
- Produksi
- Personalia
- Keuangan
- Penellitian dan pengembangan
- Administrasi dan sebagainya.
3.3.2 LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan eksternal
kegiatan pemasarn adalah pengaruh-pengaruh tidak langsung yang berada diluar
kekuasaan atau kendali pemasar. Pengaruh-pengaruh tersebut akan memaksa pemasar
untuk menyesuaikan arah dan srateginya agar tetap survive dilingkungannya.
Situasi maupun
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini dapat memberikan peluang
-peluang atau hambatan-hambatan yang dapat dimanfaatkan atau diatasi oleh
pemasar. Akan tetapi seberapa luas peluang maupun hambatan pemasaran tergantung
dari kemampuan atau kepekaan pemasar (sense of business) untuk melihatnya.
Tidak setiap pemasar
mampu manangkap atau bahkan “menciptakan” peluang-peluang atau
hambatan-hambatan tersebut.misalnya deregulasi otomotif yang dikeluarkan
pemerintah, Bagi perusahaan tertentu (misalnya importir mobil mewah) dapat
merupakan peluang untuk mengembangkan usaha, tetapi bagi perusahaan lain
(eksportir mobil sederhana) dapat merupakan ancaman.
Lingkungan Eksternal-Mikro
Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam
lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi
kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:
a. Perusahaan
Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi
pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan
kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya.
b. Pemasok (Supplier)
Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk
memproduksi barang dan jasa tertentu.
c. Para Perantara Pemasaran
Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang
membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada
para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :
Ø
Perantara, adalah perusahaan atau
individu yang membantu perusahaan untuk menemukan
konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.
konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.
Ø
Perusahaan Distribusi Fisik,
perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam penyimpanan dan pemindahan
produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.
Ø
Para Agen Jasa Pemasaran, seperti
perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan, perusahaan
media, dan perusahaan konsultan pemasaran,kesemuanya membantu perusahaan dalam
rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.
Ø
Perantara Keuangan, seperti bank,
perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain yang membantu dalam
segi keuangan.
d. Para Pelanggan
Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen
atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-individu,
Iembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.
e. Para Pesaing
Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan
tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem
pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan
lain.
f. Masyarakat Umum
Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar
lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap
kegiatan-kegiatan perusahaan.
Lingkungan Eksternal-Makro
Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang
bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam
lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:
ü
Lingkungan Demografis/Kependudukan
Lingkungan demografis/kependudukan
menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk.
ü
Lingkungan Ekonomi.
Lingkungan ekonomi menunjukkan
sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan
dengan ekonomi.
ü
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik menunjukkan
kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh perusahaan.
ü
Lingkungan Teknologi
Lingkungan teknologi rnenunjukkan
peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak
terbatas, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan
teknologi.
ü
Lingkungan sosial/budaya
Lingkungan ini menunjukkan keadaan
suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
3.4 Mengembangkan Strategi Pemasaran
Menurut
McCarthy ddk
(1998) setiap langkah yang dilakukan dalam mempormulasikan strategi pemasaran
harus diorientasikan pada upaya untuk mencapai kepuasan pelanggan.Kepuasan
pelanggan merupakan kunci utama dari konsep pemasaran dan strategi pemasaran.
Ini berarti bahwa proses yang ditempuh oleh setiap pihak boleh jadi
bermacam-macam sesuai dengan kesanggupan dan karakteristik masing-masing tetapi
tujuan akhirnya tetap akan bermuara pada tercapainya kepuasan konsumen atau
consumer satisfaction.
Boone
and Kurt (1987)
berargumentasi bahwa pengembangan a profitable marketing strategy dimulai dari the identification of
attractive opportunities (mengidentifikasi peluang), kemudian defines the target
market (tentukan pasar sasaran) dimana perusahaanakan mencurahkan seluruh
aktivitas pemasarannya secara langsung. Pernytaan yang hampir sama, juga,
dikemukakan oleh Zikmund dan D’Amico (1989) yang menegaskan bahwa terdapat tiga
langkah utama di dalam pengembangan strategi pemasaran, yaitu:
·
identifying
and evaluating opportunities (mengidentifikasi dan menilai peluang).
·
Analysis
market segments and selecting target markets (menganalisis segmen-segmen pasar
dan memilih pasar sasaran
·
planning
a marketing mix strategy that will satisfy customer’s needs and meet
theobjectives and goals of the organisation (merencanakan strategi bauran
pemasaran yangakan memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan
tujuan organisasi.
Cravens
(1994)
berkomentar bahwa dalam langkah kedua, disamping menganalisis segmen pasar dan memilih pasar sasaran,
adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan positioning strategy (strategi penempatan pasar). Maksudnya, dalam langkah kedua
tersebut pihak perusahaan harus menentukan posisi produknya di pasaran;
bagaimana produk dan atau merk yang ia ciptakan akan dipersepsikan dan
diposisikan oleh para konsumen.
Strategi pemasaran modern secara
umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi
pasar (segmenting), penetapan
pasar sasaran (targeting), dan penetapan
posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah mengetahui segmen
pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix)
yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi
(Assauri, 1999).
3.4.1 Segmentasi Pasar (Segmenting)
Secara umum,
terdapat tiga falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mendekati
pasar, yakni pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan
mendistribusi produk secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan
pilihan produk berbeda untuk segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang
mengembangkan produk untuk pasar yang spesifik.
1. Pemasaran masal, di mana para penjual memproduksi
secara masal, mendistribusikan secara masal, dan mempromosikan secara masal
satu produk kepada semua pembeli. Pemikirannya, bahwa biaya produksi dan harga
menjadi murah dan dapat menciptakan pasar potensial paling besar.
2. Pemasaran berbagai produk, di mana penjual memproduksi
dua macam produk atau lebih yang mempunyai sifat, gaya, mutu, ukuran dan
sebagainya yang berbeda. Pemikirannya, bahwa konsumen memiliki selera berbeda
yang berubah setiap waktu, dan selalu mencari variasi serta perubahan.
3. Pemasaran terarah, di sini penjual mengenali berbagai
segmen pasar, memilih satu atau beberapa di antaranya, dan mengembangkan produk
serta bauran pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
konsumen.
Produsen atau
perusahaan modern, kini menjauhi pemasaran masal dan pemasaran berbagai produk,
dan mendekati pemasaran terarah. Penjual dapat mengembangkan produk yang tepat
untuk setiap pasar sasaran dan menyesuaikan harga, saluran distribusi, dan
iklannya untuk mencapai pasar sasaran secara efisien.
Dengan
menggunakan pemasaran terarah, yang semakin dekat dengan bentuk pemasaran
mikro, perusahaan menyesuaikan program pemasaran pada kebutuhan dan keinginan
dari segmen geografik, demografik, psikografik, atau tingkah laku, yang telah
ditentukan secara sempit. Bentuk akhir dari pemasaran terarah adalah pemasaran
yang disesuaikan, yaitu bila perusahaan menyesuaikan produk dan program
pemasaran pada kebutuhan pelanggan secara spesifik.
Segmentasi pasar adalah kegiatan
membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam
satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 2001). Dengan
kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku
berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
3.4.2 Target Pasar (Targetting)
Dalam
menetapkan sasaran pasar (target pasar), perusahaan terlebih dulu harus
melakukan segmentasi pasar, dengan cara mengelompokkan konsumen (pembeli) ke
dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok
konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan dicapai. Penentuan target pasar sangat penting
karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada
di pasar
Adapun yang
dimaksud dengan target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri
atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai
dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Target pasar perlu
ditetapkan, karena bermanfaat dalam :
1.
Mengembangkan posisi produk dan strategi bauran pemasaran.
2. Memudahkan penyesuaian produk yang dipasarkan dan
strategi bauran pemasaran yang dijalankan (harga yang tepat, saluran distribusi
yang efektif, promosi yang tepat) dengan target pasar.
3. Membidik
peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru.
4. Memanfaatkan
sumber daya perusahaan yang terbatas seefisien dan seefektif mungkin
5. Mengantisipasi
persaingan
Dalam memilih
pasar yang dituju (target pasar), perusahaan dapat menempuh tiga alternatif
strategi, yaitu: (1) Strategi yang Tidak Membeda-bedakan Pasar (Undifferentiated
Marketing), (2) Strategi yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated
Marketing), (3) Strategi yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi target pasar, antara lain :
1.Sumber-sumber
perusahaan.
2. Homogenitas produk.
3. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan
produk.
4. Homogenitas pasar.
5. Strategi pemasaran pesaing.
3.4.3 Pemposisian Produk di Pasar
(Positioning)
Positioning adalah tindakan merancang
penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang
berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning
merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah
perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap
produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan
menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi
penentuan posisi antara lain :
a. Positioning menurut atribut produk
b. Positioning menurut manfaat
c. Positioning menurut harga/ kualitas.
d. Positioning menurut penggunaan/ penerapan.
e. Positioning menurut pemakai.
f. Positioning menurut pesaing.
g. Positioning menurut kategori produk
Setelah kita
menentukan dan memilih pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah
menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam persaingan bisnis dan pasar
yaitu :
Ø Memposisikan produk Anda di pasar
sebagai langkah merebut pasar di pikiran konsumen (mind share).
Ø Strategi diferensiasi produk Anda
(differentiation) sebagai langkah strategis untuk membedakan produk Anda dengan
produk pesaing dalam pikiran konsumen (mind share).
Ø Strategi penguatan merek (branding)
dari propduk Anda sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap
loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara
experiential (pengalaman) dan emotional (emosi) di hati para calon konsumennya
(heart share).
3.4.4 Bauran Pemasaran
(marketing mix)
Marketing
mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan,
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar
sasaran.
Bauran
pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni
Karena
pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam
perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah
People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan
teori P baru yaitu Purple Cow.
Pemasaran lebih
dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung
pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan
daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli
ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk
diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
BAB IV
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dijabarkan
tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran pada suatu perusahaan. Karena
semakin hari,semakin banyak pesaing yang
ikut berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.
Strategi pemasaran dan bisnis
adalah tahapan -tahapan yang
diikuti dengan perhitungan
atau teori, dari perkenalan
produk sampai closing. Agar bisa dinikmati konsumen, penerapan strategi
tersebut bisa kita lakukan
di setiap perushaan, dan itu bisa dilihat dari analisis lingkungan dari
perusahaan tersebut. Dan perlu kita ketahui,bahwa setiap perusahaan harus
menerapkan strategi-strategi yang unggul dalam menghadapi persaingan bisnis di
era modern seperti saat ini.
Starategi pemasaran dan bisnis dapat
dimulai dari memperkenalkan
keberadaan perusahaan ,metode dan
profile perusahaan, tingkatkan pelayanan pada masyarakat,selalu adakan evaluasi
secara berkala terhadap
kinerja perusahaan, membuat
program–program yang melibatkan
massa, dan lain-lain. Jadi dapat kita simpulkan,bahwa
strategi pemasaran merupakan suatu strategi untuk mempromosikan barang atau
jasa dari perusahaan yang kita kelola,dengan
memakai alat promosi berbagai
media.
Seperti kasus di atas tentang strategi pemasaran dan bisnis
yang dilakuakan oleh PT. Sinar Sosro, yang di mulai dari pengamatan-pengamatan
yang mendetail.adapun strategi-starategi
yang dikembangkan oleh pihak perusahaan. Antara lain dengan melakukan;
Ø
Analisis swot
Ø
Pengembangan bisnis
Ø
Target pasar
Ø
Pengembangan brand dan produk
Ø
Pengembangan distribusi
Ø
Pengembangan harga, dan
Ø
Pengembangan_pemasaran
Dalam melakukan
pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. Diantaranya
adalah :
v
Line Extension dengan mengeluarkan
produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda
v
Brand Extension dengan meluncurkan
produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA..
Berkat strategi-strategi
unggul yang dikembangkan oleh pihak manajemen perusahaan tesebut
,PT.sinar Sosro menjadi perushaan yang telah sukses dalam menghadapi persaingan
pasar saat ini.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas, kita mengambil kesimpulan bahwa sudah selayaknya
perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan
ataupun memasarkan produk / jasanya.
Strategi
pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan
perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro
perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan
lingkungan makro perusahaan.
Perusahaan
yang berjaya mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya
ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan
strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.
Adapun
penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada
besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang
besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi
sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya
sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik
daripada perusahaan besar.
Dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat
menentukan dengan baik strategi pemasaran serta strategi bersaingnya, untuk
tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingan.
Saran
Dalam strategi
pemasaran hendaknya produk yang dibuat oleh suatu perusahaan harus selalu mengikuti selera konsumen dan
perkembangan jaman, dan selalu up to date dalam mencari informasi dan
peluang bisnis. diharapkan para
pengusaha dapat mempertahankan harga tanpa meninggalkan kualitas mutunya, dan
jika bisa harga dapat diturunkan sehingga terjangkau kalangan ekonomi menengah
ke bawah.
No comments